orang yang bijak adalah orang yang menyadari kekurangannya

This is study visit activity in SMP 1 Denpasar Bali

The participants got discriptions about SMP 1 Denpasar Bali

This is MGMP Bermutu Second Group Activity

The participants are discussing KTI and PTK.

This is the students activity in Two Stay Two Stray Model

They are discussing to find out some words relates to insecs

This is the students activity in Two Stay Two Stray Model

The third group are discussing in finding some words relates to reptiles.

This is the students activity in Two Stay Two Stray Model

The third group are discussing in finding some words relates to birds.

Jumat, 18 Mei 2012

NARRATIVE

Purpose : To amuse or entertain the readers with actual or imaginary experiences in difference ways.

Narratives always deal with some problem which lead to the climax and then turn into a solution to the problem.

Tex organization
1.Orientation ( Siapa yang terlibat (who were involved in the story), Kapan
cerita itu (when) dan dimana cerita itu ( where )
2.Complication (unculnya konlik atau masalah )
3.Resolution (pemecahan masalah )

Language Features
1. The use of noun phrases
2. The use of connectives ( first before that, then, finally )
3. The use of adverbial phrases of time and place
4. The use of simple past tense
5. The use of action verb ( walk, sleep, wake up )
6. The use of saying verb( say, tell, ask )
7. The use of thinking verb, feeling verb, verb of senses

Narratives texts may include folktales, myths, legends, etc.

A myth is a traditional story with may describe the origins of the world, a place, and/or of people. it is considered a true scared story in the remote past.

A legend is a true story primary about human heroes in the recent past and many feature some religious references

A folktale is a story which is regarded as fiction. It can be a non-scared fiction story that occur ‘ once upon time and features human and non- human characters

A folklore is a collection of fiction tales about people and/or animals. It includes myths and tales

RECOUNT

Recount Text

Recount bermakna "menceritakan kembali".
Jadi recount text bisa diartikan sebagai "Text yang menceritakan kembali apa yangterjadi".
Sehingga recount text adalah sebuah teks yang menceritakan sebuah cerita, aksi ataupun aktifitas yang terjadi pada waktu yang lalu.

Tujuan recount text adalah untuk menghibur atau menceritakan penngalaman; bisa pengalaman penulis atau orang lain (to retell someone's experience)

Generic Structure dari Recount Text
Generic structure (susunan umum) recount text ini terdiri dari:
Orientation
"Orientation" menceritakan siapa saja yang terlibat dalam cerita, apa yang terjadi, di mana tempat peristiwa terjadi, dan kapan terjadi peristiwanya

Series of Events
"Event" menceritakan apa yang terjadi (lagi) dan menceritakan urutan ceritanya

Reorientation
"Reorientation" berisi penutup cerita / akhir cerita

Orientation:(Who,When,Where)
Last week I went to east Java for holiday. I stayed at my uncle’s house at Cemara Lawang Probolinggo. It has a big garden with lots of colorful flowers and a fish pond.

Event 1: (Happening sequences)
On the first day I went to Mount Bromo

Event 2:
The next day my aunt my uncle and I saw Gunung Batok and went on scenic ride on horseback. It was scary. Then we went to get a closer look at the mountain. We took a picture of beautiful sceneries there.

Event 3:
On the last day we went to the zoo at Wonokromo. We saw cockatoos having shower.


Reorientation:
In the afternoon we went home. It was fun.

Language Feature

1 Using past form : went, worked, left, prepared

2. Using action words : went, visited

3. Sense of feeling : happy, interesting, satisfied

4. Use connecting words and phrases

•A few minutes later
•Meanwhile
•Afterwards
•Then
•Next
•Finally
•After that
•First
•When
•Later
•The next day

Selasa, 15 Mei 2012

DESCRIPTIVE TEXT

Example of Descriptive text

Bandengan Beach
Bandengan Beach or Tirta Samudra Beach is the famous beach in jepara. the place is very beautiful and romantic. people around Jepara, Kudus, Demak knows this place.

This place is located 7 kilometers north of Jepara city center. The way to get there is very easy. Just follow the traffic sign and you will find it. From the town square, follow the road to Bangsri then turn left when reached kuwasen village. You can take public transportation or by your own vehicle.

The white sandy beach which has pure water is good for swimming. The beach is save enough for swimming because the beach is shallow and the wave is not so big. This place is more beautiful at dusk. We can see the beautiful sunset with our family or friends.

In this location, we can sit and relax on the shelter while enjoy the natural beach breezy wind. It also has large pandan tree field. It is suitable for youngster activities such as camping.

If we want to sail, we can rent the traditional boat owned by local people. We can make voyage around the beach or we can go to pulau panjang (panjang island). Some time we can find banana boat and jet ski for rent.

In this place we can find many traditional footstalls. We can order traditional foods sold by the trader such as roasted fish, crab, boiled shell. Pindang srani is one of the delicious food enjoyed by the visitors.

come to the bandengan beach and you will find a paradise on the tips of Muria peninsula.

ADVERTISEMENT

Advertisement

It is a notice or display that is used to persuade people to buy some products. We can find many advertisements around us, such as in TV, internet, radio, or along the road. There are some products which are offered in the advertisement; including goods, services and job vacation.

Senin, 14 Mei 2012

MODEL PEMBELAJARAN

Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) dikembangkan oleh
Spencer Kagan. Metode ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan usia peserta didik. Metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two tray
merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling
bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling
mendorong untuk berprestasi. Metode ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik.
Lie (dalam Yusritawati, 2009:14) menyatakan, “Struktur Two Stay Two Stray yaitu
memberi kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain”.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray seperti yang diungkapkan, antara lain:
1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri
dari empat siswa.
Kelompok yang dibentuk pun merupakan kelompok heterogen seperti pada
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang bertujuan untuk memberikan
kesempatan pada siswa untuk saling membelajarkan (Peer Tutoring) dan saling
mendukung.
2. Guru memberikan sub pokok bahasan pada tiap-tiap kelompok untuk dibahas
bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.
3. Siswa bekerjasama dalam kelompok beranggotakan empat orang.
Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat
secara aktif dalam proses berpikir.
4. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya
untuk bertamu ke kelompok lain.
Struktur Two Stay Two Stray yang dimaksud tampak seperti pada gambar berikut ini:

Struktur Two Stay Two Stray
5. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan
informasi mereka ke tamu mereka.
6. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan
mereka dari kelompok lain.
7. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
8. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka.
Terdapat beberapa kendala yang biasanya selalu muncul dalam penerapan metode
pembelajaran TS-TS ini berdasarkan pengalaman saya di lapangan, adalah sebagai
berikut:
Alokasi waktu.
Penerapan metode TS-TS membutuhkan banyak waktu dalam pelaksanaannya
dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional. Dimulai dari persiapan
pembagian kelompok, diskusi dan presentasi siswa. Guru harus benar-benar bisa
mengelola alokasi waktu pembelajaran dengan baik sehingga, pembelajaran tidak
sia-sia dan materi ajar tersampaikan.

Solusi:
Bila tidak memungkinkan semua kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja mereka
di depan kelas, cukup beberapa kelompok (2-3 kelompok) saja yang
mempresentasikannya, atau tergantung sisa waktu yang tersedia. Hasil kerja sisa
kelompok yang lain bisa dikumpulkan sebagai tugas dan mendapat giliran tampil di
pertemuan selanjutnya.
2. Pelaksanaan pada saat bertamu.
Guru harus benar-benar menerangkan kepada siswa mengenai maksud dan tujuan dari
bertamu. Siswa terkadang masih kebingungan untuk saling bertukar informasi
dengan kelompok lain. Karena tujuan dari berbagi informasi disini bukan untuk
mencontek hasil jawaban dari kelompok lain.

Solusi:
Setiap kelompok sebaiknya diberi materi yang berbeda. Sehingga benar-benar
terjadi pertukaran informasi yang bukan sekedar mencontek jawaban dalam kegiatan
diskusi.
Hal ini juga berguna untuk mengatasi masalah alokasi waktu tadi, agar tujuan
pembelajaran cepat tercapai oelh siswa.
3. Pembagian kelompok.
Pembagian kelompok sangat berpengaruh dalam suatu diskusi agar tidak tumpang
tindih antara siswa kelompok tinggi dan siswa kelompok rendah. Kelompok siswa
sebaiknya dibentuk secara heterogen, misalnya satu kelompok terdiri dari 1 siswa
berkemampuan tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang, dan 1 siswa berkemampuan
rendah).

Dan hasilnya adalah metode pembelajaran ini bisa dijadikan sebagai alternatif
pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah. Terutama untuk ketr ampilan membaca
komprehensive beberapa sub pokok bahasan. Sehingga tujuan pembelajaran cepat
tercapai, siswa menjadi lebih mengerti dan membuat suasana menyenangkan dalam
pembelajaran Bahasa Inggris yang biasanya dianggap membosankan oleh siswa. TS-TS
cocok untuk meningkatkan komunikasi dan hubungan antar siswa di kelas.

Selasa, 08 Mei 2012

MEDIA PEMBELAJARAN YANG MURAH MERIAH

Pencapaian hasil belajar bahasa Inggris di sekolah pada umumnya masih sangat rendah. Hal ini di sebabkan beberapa faktor diantaranya guru dan siswa.
Guru sangat berperan dalam keberhasilan belajar siswa antara lain faktor pemilihan sgtrategi, metode dan model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar di kelas. Namun pada umumnya guru masih menggunakan teknik dan strategi yang masih konvensional serta kurang kreaktif menarik dalam penggunaan media pembelajaran bahkan masih banyak guru yang kurang mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik. Media pembelajaran adalah salah satu faktor yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Karena media pembelajaran berfungsi sebagai perantara atau pengantar pesan dari guru (tenaga pendidik) kepada penerima pesan (peserta didik). Maka dengan penggunaan media yang sesuai dengan karakter materi pelajaran, pembelajaran akan mersa menarik membuat siswa senang dan mpelajaran akan dengan enak diterima peserta didik dan mudah dipahami. Salah satu manfaat dari penggunaan media pembelajaran ialah memungkinkan adanya interaksi langsung perserta didik dengan lingkungannya (sesuai dengan nilai falsafah CTL/Contextual Teaching Learning).
Selain faktor guru yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri. Pengaruh dari siswa antara lain adalah bagaimana ketertarikan siswa, motivasi siswa, rasa senang siswa, respon siswa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil pembelajaran bahsa Inggris siswa pada umumnya masih sangat jauh dari harapan serta sikap siswa dalam menyikapi belajar bahasa Inggris masih sangat rendah
Untuk mengatasi masalah kurangnya kreatif guru dalam membuat media pembelajaran maka penulis mencoba menyampaikan sebuah bentuk media pembelajaran yang sangat sederhana dan murah bahkan tanpa mengeluarkan dana sebagai biaya pembuatan media yaitu media pembelajaran yang berbahan baku kemasan makan cepat saji.
Media pembelajaran kemasan makanan cepat saji dapat meningkatkan partisipasi serta keaktifan peserta didik dalam mengikuti prosew pembelajaran sebab siswalah yang harus menyediakan
Banyak tenaga pendidik atau guru yang merasa kesulitan untuk membuat dan menggunakan media pembelajaran yang pas dan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah. Alasannya terbentur masalah dana dan bahan. Padahal media pembelajaran tidak harus sesuatu yang mahal dan dapat menggunakan bahan yang sangat sederhana. Media dapat dibuat dengan biaya rendah atau bahkan tanpa penggunaan dana. Dalam hal ini penulis mencoba memberi solusi masalah yang sering di alami teman-teman guru yakni pemanfaatan barang bekas (terutama kemasan makanan cepat saji) sebagai sumber belajar sekaligus media pembelajaran bahasa Inggris. Maka jika guru mampu mngkreasikan kemasan makanan ini akan menjadikan media pembelajaran yang murah meriah serta memperoleh materi yang bervariasi dan menarik. Hal ini kita juga bisa mengaplikasikan pendidikan karakter cinta lingkungan hidup.
Kemasan makanan terkadang menjadi sampah yang sia-sia dan tidak ada valuenya. Padahal sebahagian besar benda-benda tersebut banyak yang dapat kita manfaatkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran yang murah meriah. Terutama bagi tenaga pendidik yang mengajar bahasa Inggris di tingkat SMP/MTs.
Salah satu diantara lima genre (Descriptive, Narrative, Recount, Report and Procedure) yang dituntut dalam standard Isi Bahasa Inggris untuk siswa di kelas 7 dan 9 adalah Procedure (Teks Prosedur). Banyak kemasan makanan yang menampilkan informasi sesuai dengan Rhetorical Steps (Langkah-langkah Retorika) yang dituntut dalam sebuah teks prosedur (Goal, Material and Steps) dan terkadang langkah-langkah tersebut tidak hanya menggunakan bahasa Indonesia, tetapi juga bahasa Inggris bahkan ada juga yang dilengkapi bahasa Arab (3 bahasa).
Untuk mendapatkan media ini, kita dapat minta kepada peserta didik untuk mencari disekitar tempat tinggalnya. Langkah ini juga sebagai pembelajaran bagi anak untuk peduli dengan lingkungannya dan menanamkan nilai-nilai ‘penemuan’ dan ‘penelitian’ (sesuai falsafah pendekatan inquiri). Anak didik akan berlatih mengidentifikasi kemasan makanan yang memenuhi kriteria yang diharapkan, karena tidak semua kemasan makanan layak pakai untuk digunakan sebagai media pembelajaran pada genre procedure. Beberapa kemasan yang dapat digunakan adalah kemasan mie instan, agar-agar powder, cereal, soft drink, dll. Kemasan makanan ini sesuai untuk kelas tujuh, tetapi untuk kelas sembilan kita dapat menggunakan petunjuk manual dari beberapa alat elektronik sebagai penyesuaian tingkat kesulitan kosa kata.
Jika kita menggunakan media ini, maka dapat dipadu dengan metode diskusi, berlitz, CTL dan tentu saja model pembelajarannya adalah Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperative).

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More